SELAMAT DATANG DI PT. MITRA MULTI NITI USAHA (MMNU) UNIT NGABANG

Rabu, Maret 10, 2010

Kualitas Daya Listrik (Power Quality) - bagian 1


1. Pengantar
Kejadian padamnya suplai tegangan listrik secara tiba-tiba akan membawa akibat yang berbeda untuk setiap konsumen. Ini sangat tergantung pada:
• Kapan listriknya padam.
• Siapa yang mengalami pemadaman.
• Dimana terjadinya pemadaman.
• Berapa lama terjadinya pemadaman listrik.

Bebera contoh berikut akan dapat memperjelas dampak kejadian pemadaman listrik sesaat tersebut.
1. Padamnya lampu listrik walaupun hanya 10 detik, jika terjadi di ruang operasi rumah sakit tentu akan berbeda akibatnya dibandingkan dengan di ruang makan. Padamnya lampu di ruang operasi dapat menyebabkan akibat yang fatal bagi pasien jika dokter salah potong bagian yang dioperasi, sedangkan di ruang makan akibat yang paling fatal hanya salah gigit cabe.

2. Jika terjadi listrik padam selama 10 menit di sebuah kantor, akibat paling fatal mungkin karyawannya hanya akan mengomel karena ruangan menjadi panas karena AC mati. Jika listrik padam 2 menit saja di ruang UGD atau ruang ICU maka bukan hanya Acnya saja yang mati tetapi pasiennya bisa juga ikut mati.

3. Hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa terjadi kerugian 45,7 milyar dolar pertahun ($45.7 billion per year ) pada industri dan bisnis digital akibat power interruption.

4. Kerugian di berbagai sector bisnis diperkirakan ($104 billion to $164 billion) pertahun akibat adanya interrupti dan diperkirakan kerugian ($15 billion to $24) akibat masalah power quality yang lain.

2. Pengertian Kualitas Daya Listrik (POWER QUALITY)

Masalah Power quality adalah persoalan perubahan bentuk tegangan, arus atau frekuensi yang bisa menyebabkan kegagalan atau misoperation peralatan, baik peralatan milik PLN maupun milik konsumen; artinya masalah Power Quality bisa merugikan pelanggan maupun PLN.

Suatu Sistem tenaga listrik dituntut dapat memenuhi syarat dasar kebutuhan layanan (service requirement) kepada konsumennya yaitu :
1. Dapat memenuhi beban puncak
2. Memiliki deviasi tegangan dan frekuensi yang minimum.
3. Menjamin urutan phase yang benar.
4. Menjamin distorsi gelombang tegangan dan harmonik yang minimum dan bebas dari surja tegangan.
5. Menjamin suplai sistem tegangan dalam keadaan setimbang.
6. Memberikan suplai daya dengan keandalan tinggi dengan prosentase waktu layanan yang tinggi dimana sistem dapat melayani beban secara efektif.

Enam hal diatas dijadikan tolok ukur, apakah layanan yang diterima oleh konsumen sudah baik atau belum.

Masalah Power Quality menjadi penting karena :
a. Saat ini kualitas peralatan yang dimiliki konsumen lebih sensitif.
b. Pada sistem utilitas telah terjadi meningkatnya level Harmonik.
c. Konsumen belum memiliki dan mendapat informasi yang cukup menyangkut masalah power quality.
d. Kegagalan satu komponen pada sistem distribusi dan instalasi bisa membawa konsekuensi tertentu.

Kualitas tegangan listrik yang dituntut oleh masing masing peralatan berbeda antara satu peralatan dengan yang lain. Persoalan Power Quality yang terjadi meliputi kejadian-kejadian (SWELL & SAG) seperti digambarkan pada gambar 1-1.
(klik gambar untuk melihat lebih jelas)

Permasalahan Power Quality meliputi permasalahan-permasalahan seperti berikut ini:
1. Transient
2. Short-duration variation
3. Long-duration variation
4. Voltage Unbalance
5. Waveform distortion
6. Voltage Fluctuation
7. Power Frequency variation

1.2. Kualitas Tegangan Listrik Dan Pengaruhnya Terhadap Komponen Dan Peralatan Listrik

Kualitas tegangan listrik yang diterima konsumen memerlukan lebih banyak aspek yang harus ditinjau. Kualitas tegangan listrik menyangkut parameter listrik dalam keadaan ajek ( steady state ) dan parameter dalam keadaan peralihan (transient).

1.2.1 Parameter Keadaan Ajek (steady- state)
Parameter yang dipakai untuk menilai mutu listrik keadaan ajek adalah :
- Variasi tegangan
- Variasi frekwensi
- Ketidak seimbangan
- Harmonik

Dalam sistem penyediaan tenaga listrik, secara umum tegangan listrik dititik suplai diijinkan bervariasi (+5%) dan (–10%) sesuai standar PLN sedangkan dalam ANSI C 84.1 diijinkan (–10%) dan (+ 4 %) dalam kondisi normal sedangkan kondisi tertentu ( darurat ) diijinkan (-13 % ) dan (+ 6 %).

Variasi frekwensi disini tidak diatur dalam bentuk standar tetapi lebih banyak diatur dalam bentuk petunjuk operasi. Untuk sistem tenaga listrik Jawa- Bali-Madura diusahakan variasi frekwensinya

Ketidak seimbangan dalam sistem tiga fasa diukur dari komponen tegangan atau arus urutan negatip ( berdasarkan teori komponen simetris ). Pada sistem PLN komponen tegangan urutan negatip dibatasi maksimum 2 % dari komponen urutan positip.

Harmonik tegangan atau arus diukur dari besarnya masing-masing komponen harmonik terhadap komponen dasarnya dinyatakan dalam besaran prosennya. Parameter yang dipakai untuk menilai cacat harmonik tersebut dipakai cacat harmonik total (total harmonic distortion- THD). Untuk sistem tegangan nominal 20 KV dan dibawahnya, termasuk tegangan rendah 220 Volt, THD maksimum 5 %, untuk sistem 66 KV keatas THD maksimum 3%.

Untuk menghitung THD biasanya cukup dihitung sampai harmonisa ke 19 saja.

1.2.2 Parameter Keadaan Peralihan (Transient)
Parameter keadaan peralihan diukur berdasarkan lamanya gangguan yang terjadi
( duration of disturbance ),digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Tegangan lebih peralihan yang tajam dan bergetar : Tegangan paku (spike) positip atau negatip 0,5 – 200 mikrodetik dan bergetar sampai sekitar 16,7 milidetik dengan frekwensi 0,2 – 5 KHz atau lebih. Gangguan ini misalnya surge , spike, notch.
b. Tegangan lebih diatas 110 % nominal dan tegangan rendah kurang 80% , berlangsung dalam waktu 80 milidetik ( 4 cycle ) sampai 1 detik. Gangguan ini misalnya sag, dips, depression, interuption, flicker, fluctuation.
c. Tegangan rendah dibawah 80 – 85 % nominal selama 2 detik. Gangguan seperti ini disebut outage, blackout, interuption.

1.3. Transient
Transient merupakan perubahan variabel (tegangan, arus) yang berlangsung saat peralihan dari satu kondisi stabil ke kondisi yang lain. Penyebab terjadinya transient antara lain :
a. Load switching (penyambungan dan pemutusan beban)
b. Capacitance switching
c. Transformer inrush current
d. Recovery voltage

1.4. Variasi tegangan durasi pendek ( Short duration voltage variation)
Variasi yang terjadi meliputi 3 macam :
a. Interruption, ( V< style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; padding-top: 0px; padding-right: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; ">b. Sag ( Dip), ( V= 0,1 s/d 0,9 pu )
c. Swell, ( V=1,1 s/d [1,8;1,4;1,2] pu )

Berdasarkan lamanya kejadian dibagi :
a. Instantaneus, (0,01 second s/d 0,6 second)
b. Momentary, (0,6 second s/d 3 second)
c. Temporary, (3 second s/d 1 min)

Penyebab terjadinya variasi ini adalah :
a. Gangguan ( fault )
b. Starting beban besar
c. Intermittent losse connections pada kabel daya.

1.5. Long duration deviation
Variasi ini meliputi:
a. Interruption, sustained, ( > 1 min; 0,0 pu )
b. Under voltage ( > 1 min; 0,8 s/d 0,9 pu )
c. Over voltage ( > 1 min; 1,1 s/d 1,2 pu )

1.6. Ketidakseimbangan tegangan ( Voltage unbalace )
Ketidakseimbangan tegangan ini merupakan deviasi maksimum dari rata-rata tegangan atau arus tiga fase, dinyatakan dalam prosen. Besarnya deviasi adalah 0,5 s/d 2%.

1.7. Distorsi gelombang (Wave form distorsion)
Distorsi ini umumnya disebabkan oleh perilaku beban elektronika daya. Hal yang perlu diperhatikan adalah cacat harmonik karena berdampak negatip terhadap sumber tegangan (PLN) maupun beban (konsumen).

1.8. Fluktuasi tegangan ( Voltage fluctuation)
Fluktuasi tegangan ( Voltage Fluctuation) adalah perubahan tegangan secara random 0,9 s/d 1,1 pu. Dampak dari fluktuasi ini adalah terjadinya flicker pada lampu. Ini umumnya terjadi karena pembusuran listrik.

1.9. Deviasi Frekuensi daya ( Power frekuensi )
Deviasi frekuensi daya ( Power frekuensi ) merupakan deviasi dari frekuensi dasarnya. Untuk sistem Jawa-Bali deviasi yang diijinkan adalah 0,5Hz sedangkan daerah lain 1,5 Hz.

1.10. Harmonik
Harmonik adalah gangguan (distorsi) bentuk gelombang tegangan atau bentuk gelombang arus sehingga bentuk gelombangnya bukan sinusoida murni lagi. Distorsi ini umumnya disebabkan oleh adanya beban non-linier. Pada dasarnya, harmonik adalah gejala pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya.

Beberapa Masalah Kualitas Daya Listrik, Dampak dan Penanggulangannya[7]
(klik gambar untuk melihat lebih jelas)

Bersambung,


http://dunia-listrik.blogspot.com/2010/03/kualitas-daya-listrik-power-quality.html

Kiat Menghemat Energi Listrik di Rumah Tangga

Mendengar tidak sama dengan melihat dan melihat tidak sama dengan melakukan. Ajaran seindah apapun tidak akan ada gunanya jika tidak dilakukan. Sayangilah listrik anda, mulailah dengan menggunakannya dengan hemat dengan menjalankan tips-tips berikut.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dan menumbuhkan sikap hemat energi listrik di rumah tangga, antara lain : Menyambung daya listrik dari PLN sesuai dengan kebutuhan. Rumah Tangga kecil misalnya, cukup dengan daya 450 VA atau 900 VA, rumah tangga sedang cukup dengan daya 900 VA hingga 1300 VA. Memilih peralatan rumah tangga yang tepat dan sesuai kebutuhan. Membentuk perilaku anggota rumah tangga yang hemat listrik, seperti: Menyalakan alat-alat listrik hanya saat diperlukan. Menggunakan alat-alat listrik secara bergantian. Menggunakan tenaga listrik untuk menambah pendapatan rumah tangga (produktif). Peralatan listrik rumah tangga pada umumnya sudah dirancang untuk pemakaian listrik yang hemat, namun pada prakteknya masih ditemukan pemborosan energi listrik. Hal ini dapat terjadi antara lain karena penggunaan peralatan dengan cara yang kurang tepat.

Langkah-langkah Penggunaan Peralatan Listrik Rumah Tangga Dalam Menghemat Pemakaian Energi Listrik

Penghematan energi pada pencahayaan:
1. Padamkan lampu apabila ruangan tidak dipakai.
2. Padamkan lampu pada siang hari.
3. Kurangi penerangan listrik yang berlebihan.
4. Atur letak perabot agar tidak menghalangi cahaya lampu dalam ruangan.
5. Menyalakan lampu halaman/taman bila hari benar-benar telah mulai gelap.
6. Matikan lampu halaman/taman bila hari sudah mulai terang kembali.

Penghematan energi pada tata udara:
1. Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
2. Gunakan kapasitas AC yang tepat dan efisien.
3. Gunakan pengatur waktu (timer) agar AC beroperasi hanya pada saat dibutuhkan.
4. Kontrol temperature dengan termostat.
5. Gunakan penutup pada bagian ruangan yang terkena sinar matahari langsung.
6. Usahakan pintu, jendela dan ventilasi udara selalu tertutup agar kelembaban cukup rendah.
7. Hindari menempatkan sesuatu yang menghalangi sirkulasi udara.
8. Bersihkan filter AC, coil kondensor dan sirip AC secara teratur.
9. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
10. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari langsung, agar efek pendingin tidak berkurang.
11. Matikan AC bila ruangan kosong dalam jangka waktu relatif lama.

Penghematan energi pada pompa air:
1. Gunakan bak penampungan air (menyimpan air di posisi atas).
2. Gunakan pelampung air di penampungan.
3. Gunakan air secara hemat dan cegah kebocoran air pada kran dan pipa.
4. Sering terjadi pompa bekerja terus menerus, padahal tidak ada pemakaian. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
–Rele tekan ( pressure switch ) tidak bekerja.
–Instalasi pipa air di dalam bangunan ada yang bocor.
–Kran air tidak ditutup sempurna atau rusak.

Penghematan energi pada mesin cuci:
1. Menggunakan mesin cuci sesuai dengan kapasitas.
2. Kapasitas berlebih mengakibatkan perlambatan perputaran mesin dan menambah beban pemakaian listrik.
3. Kapasitas yang kurang menyebabkan tidak efisien, karena mesin cuci tersebut menggunakan energi yang sama.
4. Gunakan pengering hanya pada cuaca mendung/hujan. Bila cuaca cerah, sebaiknya memanfaatkan sinar matahari.

Penghematan pada mesin pendingin/lemari es:
1. Memilih lemari es dengan ukuran / kapasitas yang sesuai.
2. Pintu lemari es ketika menutup harus selalu tertutup rapat.
3. Isi lemari es harus sesuai dengan kapasitas (Jangan terlalu sesak).
4. Tempatkan lemari es jauh dari sumber panas (kompor, sinar matahari langsung).
5. Tempatkan lemari es min. 15 cm dari tembok, agar sirkulasi udara ke kondensor baik.
6. Hindari penempatan bahan makanan / minuman yang masih terlalu panas.
7. Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan. Karena semakin rendah temperatur, semakin banyak energi listrik yang digunakan.
8. Ganti karet isolasi pada pintu / kabinet secepatnya apabila rusak.
9. Membersihkan kondensor ( terletak dibelakang lemari es ) secara teratur dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas berjalan dengan baik.
10. Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama.

Penghematan energi pada setrika:
1. Atur penggunaan tingkat panas yang disesuaikan dengan bahan yang diseterika (sutera, wol, polyster, katun dan sebagainya).
2. Bersihkan sisi besi bagian bawah seterika secara teratur agar penghantaran panas berlangsung baik
3. Menyeterika sekaligus banyak jangan hanya satu atau dua potong pakaian.
4. Mematikan seterika bila akan ditinggal cukup lama. 

Penghematan energi lainnya:

* Kurangi pemakaian listrik pada waktu beban puncak pada jam 18.00 - 22.00
* Gunakan Peralatan Listrik Hemat Energi
* Matikan magic-jar atau magic-com bila nasi sudah tersisa sedikit karena listrik untuk menghangatkan nasi menjadi sia-sia.
* Mematikan televisi, radio, tape recorder, serta perlatan audio visual lainnya, bila tidak ditonton atau didengarkan.
* Lepaskan kabel peralatan listrik bila peralatan sedang tidak digunakan.
* Bila peralatan listrik yang menggunakan sistem remote sedang tidak digunakan, jangan mematikan dengan remote control (stand by). Tetapi matikan dari tombol on-off atau lepaskan tusuk kontak.
* Nyalakan water heater 20 menit sebelum air panas digunakan
* Bersihkan secara periodik kaca jendela. Kaca jendela yang bersih akan meneruskan cahaya lebih banyak.
* Bersihkan secara periodik bola lampu / tabung lampu beserta reflektornya agar supaya bersih agar tidak mengurangi cahaya. 

Data Karyawan PT.MMNU Unit Ngabang


RAHMAD LADO

IT CATER MMNU UNIT NGABANG


ARAFA SUDARTA

PENGAWAS BACA METER (PBM) MMNU UNIT NGABANG

SERANGGAM, 29 JULY 1988

 

DODI ADITYA

PENGAWAS BACA METER (PBM) MMNU UNIT NGABANG

CATER TETAP PT. MMNU

JUMLAH PELANGGAN DAN AREA BACA

PURWANSYAH


 

MARZUKI


 

SUMARLIN


 

JULLI


 

AMIO MASAH


 

LOKIAN


 

DARSIUS

 

CATER PREMI

 

Grafik Jumlah Pelanggan CATER Tetap Bulan Februari 2010

Download Grafik



Pencatatan Meter Real Time !

Dengan semakin majunya dunia teknologi informasi, maka semakin mudah dan murah orang untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kondisi ini sangat disayangkan jika tidak kita manfaatkan untuk keperluan pekerjaan kita, terutama pekerjaan seorang pencatat meter.

PDAM-PDAM yang ada di Indonesia untuk mencatat meter dari rumah ke rumah masih menggunakan semacam daftar pencatatan meter (DPM) dan diantaranya ada yang sudah menggunakan alat yang dinamakan dengan handheld yang dilengkapi dengan barcode.
Namun semuanya itu masih bersifat offline, pencatat meter yang menggunakan DPM, mereka harus datang ke kantor dan memindahkannya dari tulisan tangan ke komputer, sedangkan yang sudah menggunakan handheld, mereka datang ke kantor untuk menguploadnya ke server/komputer.
Di PDAM yang berada di kota-kota besar, lalu lintas setiap hari selalu padat dan kadangkala macet, sementara harga bahan bakar minyak (BBM) semakin mahal, sehingga jika pencatat meter harus datang ke kantor hanya untuk memidahkan data, dirasakan saat ini tidak efektif dan tidak ekonomis. Demikian pula dengan evaluator yang berada di kantor harus selalu menunggu data yang datang, menyebabkan evaluasi sangat tergantung kepada data yang datang.
Nampaknya kondisi di atas dapat diatasi jika kita dapat mencatat meter secara real time, dimana pencatat yang datang ke rumah-rumah dapat langsung menginput datanya langsung dikirim ke server lewat internet, record by record, dengan demikian akan jauh lebih efektif dan efisien
Untuk keperluan ini, kita manfaatkan teknologi selular yang dapat akses ke internet dengan koneksi paket data (GPRS), apalagi saat ini para operator selular memberikan harga yang sangat kompetitif terutama untuk koneksi gprs, beberapa operator memberikan harga Rp. 1,- / kbyte, sebuah harga cukup murah, jika kita hanya memasukan stand meter ke sebuah server di internet, maka satu kali input tidak lebih dari Rp. 1,-, jika seorang pencatat meter memasukan data 100 pelanggan ke server lewat internet ini, maka hanya cukup membayar Rp. 100,- saja, coba bandingkan jika dia harus datang ke kantor menggunakan angkutan umum atau motor, dapat dipastikan biaya yang harus dikeluarkan lebih besar daripada menggunakan internet.
Secara umum pencatatan meter real time ini memberikan beberapa keuntungan, yakni :

  • Biaya yang dikeluarkan dari mulai mencatat hingga menginput ke komputer jauh lebih murah
  • Real Time, data yang diinput dilapangan dapat langsung dibaca di server/di kantor, sehingga memudahkan evaluasi pencatatan meter
  • Urutan data pencatatan dapat diatur oleh pencatat meter sendiri, sehingga lebih mudah dikerjakan dilapangan (rute catat)
  • Dapat melaporkan kasus dilapangan dengan langsung mengirimkan fotonya, misalnya meter buram, meter tidak ada, dll
  • Alat mudah didapat karena berupa telepon selular yang dilengkapi dengan kamera digital dan support GPRS.

Sementara beberapa kelemahannya yaitu :

  • Harus menggunakan alat namun alat ini lebih murah dari handheld;
  • Sangat tergantung kepada kestabilan koneksitas operator selular;
  • Diperlukan pelatihan SDM yang dapat mengoperasikan alat tersebut.

Semua hal di atas sudah tersedia teknologinya, tinggal kita mau memanfatkannya atau tidak.

AddThis

Bookmark and Share